Jumat, 08 April 2016

Asas-Asas Pendidikan



ASAS-ASAS PENDIDIKAN

MAKALAH

Disusun untuk Memenuhi Tugas  
Mata Kuliah: Pengelolaan Pendidikan
Dosen Pengampu: Shulkhah,M.Pd

 
STKIP NU-Warna.jpg








                                                           




  Oleh :
Puput Putriyani
151020115



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD-02)
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP NU INDRAMAYU
2016
 











KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wata’ala, karena berkat Rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Asas-asas Pendidikan dengan tepat waktu. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengelolaan Pendidikan.
 Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan dan dipergunakan sebagaimana mestinya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun dapat kami harapkan.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi mahasiswa dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.




Kaplongan,    Maret 2016



Penyusun








DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................................ ii
  

BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang............................................................................................. 1
1.2  Rumusan Masalah...................................................................................... 1
1.3  Tujuan........................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1  Pengertian Asas Pendidikan..................................................................... 2
2.2  Macam-macam asas pendidikan.............................................................. 2
2.3  Implementasi asas-asas pendidikan........................................................ 7
2.4  Perbedaan asas-asas pendidikan............................................................. 11
BAB III PENUTUP
3.1  Kesimpulan................................................................................................. 13
3.2  Saran.............................................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................


 








BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang Masalah
Di era globalisasi seperti sekarang ini dunia pendidikan tentunya menjadi prioritas utama dalam mempelajari bermacam teknologi, dikarenakan arus globalisasi dan persaingan semakin meningkat maka anak-anak bangsa harus lebih mengingatkan tekad untuk belajar dan mengingat akan prinsip awal dalam pendidikan itu sendiri agar berkiblat kepada asas-asas pendidikan, oleh karena itu sebuah pendidikan harus memiliki landasan dan asas untuk mendasari pendidikan tersebut. Jika landasan atau asas itu sendiri tidak diterapkan, maka dampaknya akan berimbas kepada pendidikan itu sebagai contohnya pendidikan tersebut tidak tahu arah pembelajarannya kemana dan tidak ada hasil dari pembelajaran dalam pendidikan tersebut.

1.2    Rumusan Masalah
1.      Apa itu asas pendidikan ?
2.      Apa saja macam-macam asas pendidikan?
3.      Bagaimana implementasi asas-asas pendidikan itu?
4.      Bagaimana perbedaan asas-asas tersebut?

1.3    Tujuan
1.      Mengetahui apa itu asas pendidikan
2.      Mengetahui dan memahami berbagai macam asas pendidkan
3.      Mengetahui bagaimana implementasinya terhadap pendidikan
4.      Mengetahui bagaimana perbedaan asas-asas pendidikan



BAB II
PEMBAHASAN
2.1    Pengertian Asas Pendidikan
Asas pendidikan memiliki arti hukum atau kaidah yang menjadi acuan dalam melaksanakan kegiatan pendidikan. Asas pendidikan juga diartikan sebagai sesuatu kebenaran yang menjadi dasar atau tumpuan berpikir, baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan pendidikan. Salah satu dasar utama pendidikan adalah bahwa manusia itu dapat dididik dan dapat mendidik diri sendiri. Seperti diketahui, manusia yang dilahirkan hamper tanpa daya dan sangat tergantung pada orang lain (orang tuanya, utamanya ibu) namun memiliki potensi yang hampir tanpa batas untuk dikembangkan.
 Khusus untuk pendidikan di Indonesia, terdapat sejumlah asas yang member arah dalam merancang dan melaksanakan pendidikan itu. Asas-asas tersebut bersumber baik dari kecenderungan umum pendidikan di dunia maupun yang bersumber dari pemikiran dan pengalaman sepanjang sejarah upaya pendidikan di Indonesia. Di antara berbagai asas tersebut, tiga buah asas akan dikaji lebih lanjut dalam makalah ini. Ketiga asas itu adalah asas tut wuri handayani, asas belajar sepanjang hayat, dan asas kemandirian dalam belajar. Ketiga asas itu dipandang sangat relevan dengan upaya pendidikan, baik masa kini maupun masa depan. Oleh karena itu, setiap tenaga kependidikan harus memahami dengan tepat ketiga asas tersebut agar dapat menerapkannya dengan semestinya dalam penyelenggaraan pendidikan sehari-hari.
2.2    Macam-macam asas pendidikan
A.    Asas Tut Wuri Handayani
Asas Tut wuri Handayani merupakan asas pendidikan Indonesia yang bersumber dari asas Pendidikan Taman Siswa yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara yaitu seorang perintis kemerdekaan dan pendidikan nasional.
Makna Tut wuri Handayani adalah:
a.       Tut wuri: Mengikuti perkembangan sang anak dengan penuh perhatian berdasarkan cinta kasih  dan tanpa pamrih.
b.      Handayani: Mempengaruhi dalam arti merangsang, memupuk, membimbing, dan menggairahkan anak agar sang anak mengembangkan pribadi masing-masing melalui disiplin pribadi (Arga, 2011, dalam Jurnal Ilmu Pendidikan).
Asas Tut wuri Handayani yang dikumandangkan oleh Ki Hajar tersebut mendapat tanggapan positif dari Drs. RMP Sosrokartono (filsuf dan ahli bahasa) dengan menambahkan dua semboyan untuk melengkapinya, yakni Ing Ngarso Sung Tulada dan Ing Madya Mangun Karsa. Kini ketiga semboyan tersebut telah menyatu menjadi satu kesatuan asas, yaitu:
a.         Ing Ngarso Sung Tulada (jika di depan menjadi contoh)
b.         Ing Madya Mangun Karsa (jika di tengah-tengah membangkitkan kehendak, hasrat atau motivasi)
c.         Tut wuri Handayani (jika di belakang mengikuti dengan awas)
Asas Tut Wuri Handayani ini bermakna bahwa setiap orang berhak mengatur dirinya sendiri dengan berpedoman kepada tata tertib kehidupan yang umum. Menurut asas ini, dalam penyelenggaraan pendidikan, seorang guru merupakan  pemimpin yang berdiri di belakang dengan bersemboyan “tut wuri handayani”, yaitu tetap mempengaruhi dengan memberi kesempatan kepada anak didik untuk berjalan sendiri dan tidak terus-menerus dicampuri, diperintah atau dipaksa. Guru hanya wajib menyingkirkan segala sesuatu yang merintangi jalannya anak serta hanya bertindak aktif dan mencampuri tingkah laku atau perbuatan anak apabila anak didik tidak dapat menghindarkan diri dari berbagai rintangan. Dapat dikatakan bahwa asas Tut Wuri Handayani ini merupakan cikal bakal dari pendekatan atau cara belajar siswa aktif (Umar Tirtarahardja dan La Sulo, 1994: 123)..



B.     Asas Belajar Sepanjang Hayat
Pada dasarnya, manusia adalah makhluk yang tidak pernah sempurna, dia selalu berkembang mengikuti perkembangan yang terjadi di lingkungan kehidupannya. Dewasa ini, akibat kemajuan ilmu dan teknologi yang amat pesat, terjadi perubahan yang amat pesat dalam berbagai aspek kehidupan. Akibatnya, apa yang dipelajari oleh seseorang pada beberapa tahun yang lalu dapat menjadi tidak berarti atau tidak bermanfaat lagi. Hal ini disebabkan karena apa yang telah dipelajarinya sudah tidak relevan lagi dengan berbagai masalah kehidupan yang dihadapinya. Jadi, implikasi dari kemajuan ilmu dan teknologi yang amat pesat tersebut ialah seseorang dituntut untuk mau dan mampu belajar sepanjang hayat (Tim Pembina MK Pengantar Pendidikan, 2008, dalam Bahan Ajar Pengantar Pendidikan).
Asas belajar sepanjang hayat merupakan sudut pandang dari sisi lain terhadap pendidikan seumur hidup. Ini sesuai dengan hadist Nabi Muhammad SAW yang sudah tidak asing lagi ditelinga, beliau bersabda yang artinya: ”Tuntutlah ilmu dari buaian sampai meninggal dunia”. Jadi, Islam telah lama mengenal konsep belajar sepanjang ayat ini jauh sebelum orang-orang Barat mengangkatnya (Rangga, 2011, dalam Jurnal Ilmu Pendidikan).
Pendidikan seumur hidup adalah pendidikan yang harus:
a.       Meliputi seluruh hidup setiap individu
b.      Mengarahkan kepada pembentukan, pembaharuan, peningkatan dan penyempurnaan secara sistematis pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dapat meningkatkan kondisi hidupnya
c.       Tujuan akhirnya adalah mengembangkan penyadaran diri setiap individu
d.      Meningkatkan kemampuan dan motivasi untuk belajar mandiri
e.       Mengakui kontribusi dari semua pengaruh pendidikan yang mungkin terjadi, termasik yang formal, non formal dan informal (La Sulo, 1990: 25-26).
Dalam latar pendidikan seumur hidup, proses belajar-mengajar di sekolah seharusnya mengemban sekurang-kurangnya dua misi, yaitu:
1)      Memberikan pembelajaran kepada peserta didik dengan efesien dan efektif
2)      Meningkatkan kemauan dan kemampuan belajar mandiri sebagai dasar dari belajar sepanjang hayat
Kurikulum yang dapat dirancang dan diimplementasikan yaitu kurikulum yang memperhatikan dua dimensi, yaitu sebagai berikut:
1)      Dimensi vertikal dari kurikulum sekolah, meliputi keterkaitan dan kesinambungan antar tingkatan persekolahan dan keterkaitan dengan kehidupan peserta didik di masa depan
2)      Dimensi horisontal dari kurikulum sekolah yaitu katerkaitan antara pengalaman belajar di sekolah dengan pengalaman di luar sekolah.
Perancangan dan implementasi kurikulum yang memperhatikan kedua dimensi itu akan mengakrabkan peserta didik dengan berbagai sumber belajar yang ada di sekitarnya. Kemampuan dan kemauan menggunakan sumber belajar yang tersedia itu akan memberi peluang terwujudnya belajar sepanjang hayat. Masyarakat yang mempunyai warga yang belajar sepanjang hayat akan menjadi suatu masyarakat yang gemar belajar (learning society). Dengan kata lain, akan terwujudlah gagasan pendidikan seumur hidup seperti yang tercermin di dalam sistem pendidikan nasional Indonesia (Umar Tirtarahardja dan La Sulo, 1994: 123).
C.    Kemandirian Dalam Belajar
Asas Tut Wuri Handayani dan asas belajar sepanjang hayat secara langsung sangat erat kaitannya dengan asas kemandirian dalam belajar. Asas Tut Wuri Handayani didasarkan pada asumsi bahwa dalam kegiatan belajar-mengajar peserta didik mampu untuk mandiri dalam belajar. Kemandirian dalam belajar itu dapat dikembangkan dengan menghindari campur tangan guru, namun guru selalu siap untuk membantu apabila diperlukan. Selanjutnya, asas belajar sepanjang hayat hanya dapat diwujudkan apabila didasarkan pada pendapat bahwa peserta didik mau dan mampu mandiri dalam belajar. Oleh karena itu, tidak mungkin seseorang belajar sepanjang hayatnya apabila selalu tergantung dari bantuan guru atau pun orang lain.
Perwujudan asas kemandirian dalam belajar akan menempatkan guru dalam peran utama sebagai fasilitator, informator dan motivator. Sebagai fasilitator, guru diharapkan dapat menyediakan dan mengatur berbagai sumber belajar dengan sedemikian rupa, sehingga memudahkan peserta didik berinteraksi dengan sumber-sumber tersebut. Sebagai informator, guru harus menyadari bahwa dirinya hanya merupakan bagian kecil dari sumber-sumber informasi yang ada. Oleh karena itu, guru perlu memberikan dan bahkan merangsang peserta didik untuk mencari informasi selain dari dirinya sendiri. Sedangkan sebagai motivator, guru mengupayakan timbulnya prakarsa peserta didik untuk dapat memanfaatkan sumber belajar secara maksimal (Umar Tirtarahardja dan La Sulo, 1994: 123).
Terdapat beberapa strategi belajar-mengajar yang dapat mengembangkan kemandirian dalam belajar, yaitu:
a.       Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA)
b.      Belajar dari modul, paket belajar, dan sebagainya
c.       Belajar dengan didukung oleh suatu pusat sumber belajar (PSB) yang memadai. PSB memberi peluang tersedianya berbagai jenis sumber belajar, di samping bahan di perpustakaan. Dengan dukungan PSB itu asas kemandirian dalam belajar akan lebih dimantapkan dan dikembangkan (Umar Tirtarahardja dan La Sulo, 1994: 123).



2.3    Implementasi Asas-asas Pendidikan
A.    Implementasi  Asas Tut Wuri Handayani
Asas Tut Wuri Handayani memberi kesempatan anak didik untuk melakukan usaha sendiri, dan ada kemungkinan mengalami berbuat kesalahan, tanpa ada tindakan (hukuman)pendidik (Karya Ki Hajar Dewantara, 1962:59). Hal itu tidak menjadikan masalah, karenamenurut Ki Hajar Dewantara, setiap kesalahan yang dilakukan anak didik akan membawapidananya sendiri, kalau tidak ada pendidik sebagai pemimpin yang mendorong datangnyahukuman tersebut. Dengan demikian, setiap kesalahan yang dialami anak tersebut bersifat mendidik.
Maksud tut wuri handayani adalah sebagai pendidik hendaknya mampu menyalurkandan mengarahkan perilaku dan segala tindakan sisiwa untuk mencapai tujuan pendidikanyang dirancang. Implikasi dari penerapan asas ini dalam pendidikan adalah sebagai berikut :
a.    Seorang pendidik diharapkan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan ide dan prakarsa yang berkaitan dengan mata pelajaran yang diajarkan.
b.    Seorang pendidik berusaha melibatkan mental siswa yang maksimal didalam mengaktualisasikan pengalaman belajar, upaya melibatkan siswa seperti ini yang sering dikenal dengan cara belajar siswa aktif (CBSA).
c.    Peranan pendidik hanyalah bertugas mengarahkan siswa, sebagai fisilitator, moitivator dan pembimbing dalam rangka mencapai tujuan belajar.d. Dalam proses belajar mengajar dilakukan secara bebas tetapi terkendali, interaksi pendidik dan siswa mencerminkan hubungan manusiawi serta merangsang berfikir siswa, memanfaatkan bermacam-macam sumber, kegiatan belajar yang dilakukan siswa bervariasi, tetapi tetap dibawah bimbingan guri.
Dalam kaitan penerapan asas Tut Wuri Handayani, dapat dikemukakan beberapa keadaan yang ditemui sekarang, yakni:
a.    peserta didik mendapat kebebasan untuk memilih pendidikan dan ketrampilan yang diminatinya di semua jenis, jalur, dan jenjang pendidikan yang disediakan oleh pemerintah sesuai peran dan profesinya dalam masyarakat. Peserta didik bertanggung jawab atas pendidikannya sendiri,
b.    peserta didik mendapat kebebasan untuk memilih pendidikan kejuruan yang diminatinya agar dapat mempersiapkan diri untuk memasuki lapangan kerja bidang tertentu yang diinginkannya
c.    peserta didik memiliki kecerdasan yang luar biasa diberikan kesempatan untuk memasuki program pendidikan dan ketrampilan sesuai dengan gaya dan irama belajarnya,
d.   peserta didik yang memiliki kelainan atau cacat fisik atau mental memperoleh kesempatan untuk memilih pendidikan dan ketrampilan sesuai dengan cacat yang disandang agar dapat bertumbuh menjadi manusia yang mandiri,
e.    peserta didik di daerah terpencil mendapat kesempatan untuk memperoleh pendidikan dan ketrampilan agar dapat berkembang menjadi manusia yang memiliki kemampuan dasar yang memadai sebagai manusia yang mandiri, yang beragam dari potensi dibawah normal sampai jauh diatas normal (Jurnal Pendidikan,1989)
B.  Implementasi dari Asas Belajar Sepanjang Hayat
Asas belajar sepanjang hayat sebenarnya sudah tertanam dalam kehidupan bermasyarakat lewat pendidikan keagamaan dan budaya, dimana ilmu akan mempermudah jalan kita untuk melanjutkan kehidupan.
Dewasa ini, akibat kemajuan ilmu dan teknologi yang amat pesat, maka terjadi perubahan yang amat pesat dalam berbagai aspek kehidupan. Akibatnya, apa yang dipelajari oleh seseorang pada beberapa tahun yang lalu dapat menjadi tidak berarti atau tidak bermanfaat. Sebab apa yang telah dipelajarinya sudah tidak relevan lagi dengan berbagai masalah kehidupan yang dihadapinya. Implikasi dari kemajuan ilmu dan teknologi yang amat pesat tersebut ialah seseorang dituntut untuk mau dan mampu belajar sepanjang hayat. (Tim, 2008). Pendidikan terdiri dari tiga sumber utama yaitu:


1.      Pendidikan Persekolahan
Di negara kita dikenal adanya wajib belajar 12 tahun, dimana kita mendapat pendidikan sampai tingkat sekolah menengah. Wajib belajar ini termasuk peran dari pemerintah untuk mengimplementasikan assa belajar sepanjang hayat.
2.      Pendidikan luar sekolah
Orang bijak mengatakan bahwa pengalaman merupakan pembelajaran yang paling berharga dalam kehidupan, kita tidak akan bisa mengaplikasikan ilmu yang kita dapatkan di dalam pendidikan sekolah tanpa adanya pengalaman nyata yang kita dapatkan di lingkungan sekitar. Setiap saat banyak pelajaran yang kita dapatkan di lingkungan, baik lingkungan keluarga, masyarakat maupun tempat bersosialisasi seperti tempat kerja. Karena kita pasti sepanjang hidup kita akan bergaul dan berbaur dengan lingkungan masyarakat, tentu juga kita pasti mendapatkan pendidikan sepanjang hidup kita. Contoh lain tentang pendidikan luar sekolah yaitu adanya organisasi sosial masyarakat dan sebagainya.
3.      Sumber informasi lain seperti media social, internet, dan sebagainya
Zaman modern saat ini tekhnologi tidak akan bisa dipisahkan dari kehidupan manusia, kepintaran manusia menyebabkan semakin cepatnya pembaharuan-pembaharuan dalam bidang tekhnologi yang mengakibatkan kita juga harus mampu bersaing untuk mempelajari tekhnologi itu sendiri. Apalagi dengan mendekatnya pasar bebas, juga akan berdampak besar bagi kita. Jika kita tidak mampu menguasai tekhnologi maka beberapa tahun kedepan kita akan menjadi tamu di rumah kita sendiri.
Dalam kaitan asas belajar sepanjang hayat, dapat dikemukakan beberapa keadaan yang ditemui sekarang yaitu :
a.    usaha pemerintah memperluas kesempatan belajar telah mengalami peningkatan. Terbukti dengan semakin banyaknya peserta didik dari tahun ke tahun yang dapat ditampung baik dalam lembaga pendidikan formal, non formal, dan informal; berbagai jenis pendidikan; dan berbagai jenjang pendidikan dari TK sampai perguruan tinggi,
b.    usaha pemerintah dalam pengadaan dan pembinaan guru dan tenaga kependidikan pada semua jalur, jenis, dan jenjang agar mereka dapat melaksanakan tugsnya secara proporsional. Dan pada gilirannya dapat meningkatkan kualitas hasil pendidikan di seluruh tanah air. Pembinaan guru dan tenaga guru dilaksanakan baik didalam negeri maupun diluar negeri
c.    usaha pembaharuan kurikulum dan pengembangan kurikulum dan isi pendidikan agar mampu memenuhi tantangan pembangunan manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas melalui pendidikan,
d.   usaha pengadaan dan pengembangan sarana dan prasarana yang semakin meningkat: ruang belajar, perpustakaan, media pengajaran, bengkel kerja, sarana pelatihan dan ketrampilan, sarana pendidikan jasmani,
e.    pengadaan buku ajar yang diperuntukan bagi berbagai program pendidikan masyarakat yang bertujuan untuk: (a) meningkatkan sumber penghasilan keluarga secara layak dan hidup bermasyarakat secara berbudaya melalui berbagai cara belajar, (b) menunjang tercapainya tujuan pendidikan manusia seutuhnya,
f.     usaha pengadaan berbagai program pembinaan generasi muda: kepemimpinan dan ketrampilan, kesegaran jasmani dan daya kreasi, sikap patriotisme dan idealisme, kesadaran berbangsa dan bernegara, kepribadian dan budi luhur,
g.    usaha pengadaan berbagai program pembinaan keolahragaan dengan memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada anggota masyarakat untuk melakukan berbagai macam kegiatan olahraga untuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran serta prestasi di bidang olahraga,
h.    usaha pengadaan berbagai program peningkatan peran wanita dengan memberikan kesempatan seluas-luasnya dalam upaya mewujudkan keluarga sehat, sejahtera dan bahagia; peningkatan ilmu pngetahuan dan teknologi, ketrampilan serta ketahanan mental.
Sesuai dengan uraian di atas, maka secara singkat pemerintah secara lintas sektoraltelah mengupayakan usaha-usaha untuk menjawab tantangan asas pendidikan sepanjanghayat dengan cara pengadaan sarana dan prasarana, kesempatan serta sumber dayamanusia yang menunjang.
C.       Implementasi dari Asas Kemandirian Dalam Belajar
Implementasi dari asas kemandirian dalam belajar merupakan suatu wujud manifestasi Asas Kemandirian dalam Belajar yang bukan hanya dalam berbentuk kurikulum KTSP, namun juga dalam bentuk ko-kurikuler dan ekstra kurikuler – sedang dalam lingkup perguruan tinggi terwujud dalam kegiatan tatap muka dan kegiatan terstruktur dan mandiri.

2.4    Perbedaan masing-masing asas dalam kegiatan pendidikan
a.    (Asas Tut Wuri Handayani)
Asas Tut Wuri Handayani mempunyai prinsip pendidik memberikan kesempatan kepada peserta didik dalam menyampaikan ide-idenya ketika dalam proses pembelajaran. Pendidik hanya mendorong dan mempengaruhi peserta didik dari belakang, jika peserta didik mengalami kesulitan dalam mengaplikasikan idenya, barulah pendidik turut membantunya.
b.    (Asas Belajar Sepanjang Hayat)
Asas ini lebih menekankan bahwa setiap manusia itu berhak mendapatkan pendidikan yang layak dan sistematis untuk mendapatkan pengajaran, studi dan belajar kapan pun  sepanjang hidupnya (long life education). Lingkungan juga turut mempengaruhi dalam belajar sepanjang hayat dari mulai lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.
c.    (Asas kemandirian dalam belajar)
            Asas ini lebih menekankan bahwa siswa dituntut untuk aktif sendiri dalam kegiatan belajar tanpa ada bimbingan lagi dari seorang guru. Dalam asas ini peran guru hanyalah sebagai fasitilator. Namun namun guru selalu siap untuk ulur tangan apabila diperlukan.
Sehingga inti dari Asas-asas pendidikan yang terdiri dari Tut wuri handayani, belajar sepanjang hayat, dan belajar mandiri adalah dalam asas-asas tersebut terdapat perbedaan yang mencolok walaupun asas-asas tersebut merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Dalam asas tut wuri handayani menekankan pada peran pendidik dan anak didik dalam kegiatan belajar namun dalam asas belajar sepanjang hayat menekankan pada peran anak didik dalam belajar. Anak didik dalam asas belajar sepanjang hayat bukan berarti anak didik yang selalu membutuhkan pendidik dalam belajar, melainkan semua orang yang ingin belajar seumur hidupnya. Sedangkan asas kemandirian dalam belajar menekankan pada proses belajar yang harus mandiri dan tidak selalu tergantung dengan orang lain.









BAB III
PENUTUP


3.1  Kesimpulan
Dari uraian materi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa asas pendidikan di indonesia yaitu mengarah kepada tiga asas yaitu tut wuri handayani, belajar sepanjang hayat dan kemandirian dalam belajar. Asas-asas tersebut memiliki tujuan dan prinsip yang sama baiknya sehingga patut untuk dijadikan dasar dalam pendidikan di Indonesia.

3.2  Saran
A.    Sebaiknya dalam dunia pendidikan berkiblat kepada salah satu asas-asas pendidikan di indonesia;
B.     Agar pembelajaran lebih efektif asas pendidikan tidak hanya menjadi acuan tetapi menjadi motivasi belajar.


DAFTAR PUSTAKA


Anonim.2014.”Makalah Landasan dan Asas Pendidikan”,(online)

Apriantika Dewa.2014.”Asas-asas Pendidikan asas tut wuri handayani”,(online)

BurhanuddinAfid.2011.”konsep belajar sepanjang hayat”.(online)

 Fanny Rahmatina.2013.”Asas-asas Pendidikan,(online)

Qym. 2009. Asas-asas Pendidikan dan Penerapannya”. Jurnal Ilmu Pendidikan, (Online),

Widia Yuli Herni.2014.”Makalah Pengantar Pendidikan Asas-asas”,(online)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar