ASAS-ASAS PENDIDIKAN
MAKALAH
Disusun
untuk
Memenuhi Tugas
Mata
Kuliah: Pengelolaan Pendidikan
Dosen
Pengampu: Shulkhah,M.Pd
Oleh :
Puput Putriyani
151020115
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD-02)
SEKOLAH
TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP
NU
INDRAMAYU
2016
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wata’ala, karena berkat
Rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Asas-asas Pendidikan dengan tepat waktu. Makalah ini
disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengelolaan Pendidikan.
Kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat diselesaikan dan dipergunakan sebagaimana mestinya. Makalah
ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat
membangun dapat kami
harapkan.
Semoga
makalah ini memberikan informasi bagi mahasiswa dan bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Kaplongan, Maret 2016
Penyusun
KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang............................................................................................. 1
1.2
Rumusan
Masalah...................................................................................... 1
1.3
Tujuan........................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Asas
Pendidikan..................................................................... 2
2.2
Macam-macam
asas pendidikan.............................................................. 2
2.3
Implementasi
asas-asas pendidikan........................................................ 7
2.4
Perbedaan
asas-asas pendidikan............................................................. 11
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan................................................................................................. 13
3.2 Saran.............................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Di
era globalisasi seperti sekarang ini dunia pendidikan tentunya menjadi
prioritas utama dalam mempelajari bermacam teknologi, dikarenakan arus
globalisasi dan persaingan semakin meningkat maka anak-anak bangsa harus lebih mengingatkan
tekad untuk belajar dan mengingat akan prinsip awal dalam pendidikan itu
sendiri agar berkiblat kepada asas-asas pendidikan, oleh karena itu sebuah
pendidikan harus memiliki landasan dan asas untuk mendasari pendidikan
tersebut. Jika landasan atau asas itu sendiri tidak diterapkan, maka dampaknya
akan berimbas kepada pendidikan itu sebagai contohnya pendidikan tersebut tidak
tahu arah pembelajarannya kemana dan tidak ada hasil dari pembelajaran dalam
pendidikan tersebut.
1.2
Rumusan Masalah
1. Apa itu asas pendidikan ?
2. Apa saja macam-macam asas
pendidikan?
3. Bagaimana implementasi asas-asas
pendidikan itu?
4. Bagaimana perbedaan asas-asas
tersebut?
1.3
Tujuan
1. Mengetahui apa itu asas pendidikan
2. Mengetahui dan memahami berbagai
macam asas pendidkan
3. Mengetahui bagaimana implementasinya
terhadap pendidikan
4. Mengetahui bagaimana perbedaan
asas-asas pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Asas Pendidikan
Asas pendidikan memiliki arti hukum atau kaidah yang menjadi
acuan dalam melaksanakan kegiatan pendidikan. Asas pendidikan juga diartikan
sebagai sesuatu kebenaran yang menjadi dasar atau tumpuan berpikir, baik pada
tahap perancangan maupun pelaksanaan pendidikan. Salah satu dasar utama
pendidikan adalah bahwa manusia itu dapat dididik dan dapat mendidik diri
sendiri. Seperti diketahui, manusia yang dilahirkan hamper tanpa daya dan
sangat tergantung pada orang lain (orang tuanya, utamanya ibu) namun memiliki
potensi yang hampir tanpa batas untuk dikembangkan.
Khusus
untuk pendidikan di Indonesia, terdapat sejumlah asas yang member arah dalam
merancang dan melaksanakan pendidikan itu. Asas-asas tersebut bersumber baik
dari kecenderungan umum pendidikan di dunia maupun yang bersumber dari
pemikiran dan pengalaman sepanjang sejarah upaya pendidikan di Indonesia. Di
antara berbagai asas tersebut, tiga buah asas akan dikaji lebih lanjut dalam
makalah ini. Ketiga asas itu adalah asas tut wuri handayani, asas belajar
sepanjang hayat, dan asas kemandirian dalam belajar. Ketiga asas itu dipandang
sangat relevan dengan upaya pendidikan, baik masa kini maupun masa depan. Oleh
karena itu, setiap tenaga kependidikan harus memahami dengan tepat ketiga asas
tersebut agar dapat menerapkannya dengan semestinya dalam penyelenggaraan
pendidikan sehari-hari.
2.2
Macam-macam asas pendidikan
A.
Asas Tut Wuri Handayani
Asas
Tut wuri Handayani merupakan asas pendidikan
Indonesia yang bersumber dari asas Pendidikan Taman Siswa yang dikemukakan oleh Ki Hajar
Dewantara yaitu seorang
perintis kemerdekaan dan pendidikan nasional.
Makna Tut wuri
Handayani adalah:
a. Tut wuri:
Mengikuti perkembangan sang anak dengan penuh perhatian berdasarkan cinta
kasih dan tanpa pamrih.
b. Handayani: Mempengaruhi
dalam arti merangsang, memupuk, membimbing, dan menggairahkan
anak agar sang anak mengembangkan pribadi masing-masing melalui
disiplin pribadi (Arga, 2011, dalam Jurnal Ilmu Pendidikan).
Asas Tut wuri Handayani yang
dikumandangkan oleh Ki Hajar tersebut mendapat tanggapan positif dari Drs. RMP
Sosrokartono (filsuf dan ahli bahasa) dengan menambahkan dua semboyan untuk
melengkapinya, yakni Ing Ngarso Sung Tulada dan Ing Madya Mangun Karsa. Kini ketiga
semboyan tersebut telah menyatu menjadi satu kesatuan asas, yaitu:
a.
Ing Ngarso Sung Tulada (jika di depan
menjadi contoh)
b.
Ing Madya Mangun Karsa (jika di
tengah-tengah membangkitkan kehendak, hasrat atau motivasi)
c.
Tut wuri Handayani (jika di belakang mengikuti
dengan awas)
Asas Tut Wuri Handayani ini bermakna bahwa setiap orang
berhak mengatur dirinya sendiri dengan berpedoman kepada tata tertib kehidupan
yang umum. Menurut asas ini, dalam penyelenggaraan pendidikan,
seorang guru merupakan pemimpin yang
berdiri di belakang dengan bersemboyan “tut wuri handayani”, yaitu tetap
mempengaruhi dengan memberi kesempatan kepada anak didik untuk berjalan sendiri
dan tidak terus-menerus dicampuri, diperintah atau dipaksa. Guru hanya wajib
menyingkirkan segala sesuatu yang merintangi jalannya anak serta hanya
bertindak aktif dan mencampuri tingkah laku atau perbuatan anak apabila anak
didik tidak dapat menghindarkan diri dari berbagai rintangan. Dapat dikatakan bahwa asas Tut Wuri
Handayani ini merupakan cikal bakal dari pendekatan atau cara belajar siswa
aktif (Umar Tirtarahardja dan La
Sulo, 1994: 123)..
B.
Asas Belajar Sepanjang Hayat
Pada dasarnya, manusia adalah makhluk yang tidak pernah sempurna, dia
selalu berkembang mengikuti
perkembangan yang terjadi di lingkungan kehidupannya. Dewasa ini,
akibat kemajuan ilmu dan teknologi yang amat pesat, terjadi perubahan yang amat
pesat dalam berbagai aspek kehidupan. Akibatnya, apa yang dipelajari oleh
seseorang pada beberapa tahun yang lalu dapat menjadi tidak berarti atau tidak
bermanfaat lagi. Hal ini disebabkan karena apa yang
telah dipelajarinya sudah tidak relevan lagi dengan berbagai masalah kehidupan
yang dihadapinya. Jadi, implikasi
dari kemajuan ilmu dan teknologi yang amat pesat tersebut ialah seseorang
dituntut untuk mau dan mampu belajar sepanjang hayat (Tim Pembina MK Pengantar Pendidikan, 2008, dalam Bahan Ajar Pengantar Pendidikan).
Asas belajar sepanjang hayat
merupakan sudut pandang dari sisi lain terhadap pendidikan seumur hidup. Ini sesuai dengan hadist Nabi Muhammad SAW yang sudah tidak asing lagi ditelinga, beliau
bersabda yang artinya: ”Tuntutlah ilmu dari buaian sampai meninggal dunia”. Jadi, Islam telah lama mengenal konsep belajar sepanjang
ayat ini jauh
sebelum orang-orang Barat mengangkatnya (Rangga, 2011, dalam Jurnal
Ilmu Pendidikan).
Pendidikan seumur hidup adalah
pendidikan yang harus:
a. Meliputi seluruh hidup setiap individu
b. Mengarahkan kepada pembentukan, pembaharuan, peningkatan dan penyempurnaan
secara sistematis pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dapat meningkatkan
kondisi hidupnya
c. Tujuan akhirnya adalah mengembangkan penyadaran diri setiap individu
d. Meningkatkan kemampuan dan motivasi untuk belajar mandiri
e. Mengakui kontribusi dari semua pengaruh pendidikan yang mungkin terjadi,
termasik yang formal, non formal dan informal (La Sulo, 1990: 25-26).
Dalam latar pendidikan seumur hidup,
proses belajar-mengajar di sekolah seharusnya
mengemban sekurang-kurangnya dua misi, yaitu:
1) Memberikan
pembelajaran kepada peserta didik dengan efesien dan efektif
2) Meningkatkan
kemauan dan kemampuan belajar mandiri sebagai dasar dari belajar sepanjang
hayat
Kurikulum yang dapat dirancang dan diimplementasikan yaitu kurikulum yang memperhatikan dua dimensi, yaitu sebagai berikut:
1) Dimensi
vertikal dari kurikulum sekolah, meliputi
keterkaitan dan kesinambungan antar tingkatan persekolahan dan keterkaitan
dengan kehidupan peserta didik di masa depan
2) Dimensi
horisontal dari kurikulum sekolah yaitu katerkaitan antara pengalaman belajar
di sekolah dengan pengalaman di luar sekolah.
Perancangan dan implementasi kurikulum yang memperhatikan kedua dimensi
itu akan mengakrabkan peserta didik dengan berbagai sumber belajar yang ada di
sekitarnya. Kemampuan dan kemauan menggunakan sumber belajar yang tersedia itu
akan memberi peluang terwujudnya belajar sepanjang hayat. Masyarakat yang
mempunyai warga yang belajar sepanjang hayat akan menjadi suatu masyarakat yang
gemar belajar (learning society). Dengan kata lain, akan terwujudlah gagasan
pendidikan seumur hidup seperti yang tercermin di dalam sistem pendidikan
nasional Indonesia (Umar
Tirtarahardja dan La Sulo, 1994: 123).
C.
Kemandirian Dalam Belajar
Asas Tut Wuri
Handayani dan asas belajar
sepanjang hayat secara langsung sangat erat kaitannya dengan asas kemandirian
dalam belajar. Asas Tut Wuri Handayani
didasarkan pada asumsi bahwa dalam kegiatan belajar-mengajar peserta didik mampu untuk mandiri dalam belajar. Kemandirian
dalam belajar itu dapat
dikembangkan dengan menghindari campur tangan guru, namun guru selalu siap
untuk membantu apabila diperlukan. Selanjutnya, asas
belajar sepanjang hayat hanya dapat diwujudkan apabila didasarkan pada pendapat
bahwa peserta didik mau dan mampu mandiri dalam belajar. Oleh karena
itu, tidak mungkin seseorang belajar sepanjang hayatnya
apabila selalu tergantung dari bantuan guru atau pun orang lain.
Perwujudan asas
kemandirian dalam belajar akan menempatkan guru dalam peran utama
sebagai fasilitator, informator dan motivator. Sebagai fasilitator, guru diharapkan dapat menyediakan dan mengatur
berbagai sumber belajar dengan sedemikian rupa, sehingga memudahkan peserta
didik berinteraksi dengan sumber-sumber tersebut. Sebagai informator, guru
harus menyadari bahwa dirinya hanya merupakan bagian kecil dari sumber-sumber
informasi yang ada. Oleh karena itu, guru perlu memberikan dan bahkan
merangsang peserta didik untuk mencari informasi selain dari dirinya sendiri.
Sedangkan sebagai motivator, guru mengupayakan timbulnya prakarsa peserta didik
untuk dapat memanfaatkan sumber belajar secara maksimal (Umar Tirtarahardja dan La Sulo, 1994:
123).
Terdapat beberapa strategi belajar-mengajar yang dapat
mengembangkan kemandirian dalam belajar, yaitu:
a. Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA)
b. Belajar dari modul, paket belajar,
dan sebagainya
c. Belajar dengan didukung oleh suatu
pusat sumber belajar (PSB) yang memadai. PSB memberi peluang tersedianya
berbagai jenis sumber belajar, di samping bahan di perpustakaan. Dengan
dukungan PSB itu asas kemandirian dalam belajar akan lebih dimantapkan dan
dikembangkan (Umar Tirtarahardja dan La
Sulo, 1994: 123).
2.3 Implementasi Asas-asas Pendidikan
A.
Implementasi Asas Tut Wuri Handayani
Asas Tut Wuri Handayani memberi
kesempatan anak didik untuk melakukan usaha sendiri, dan ada kemungkinan
mengalami berbuat kesalahan, tanpa ada tindakan (hukuman)pendidik (Karya Ki
Hajar Dewantara, 1962:59). Hal itu tidak menjadikan masalah, karenamenurut Ki
Hajar Dewantara, setiap kesalahan yang dilakukan anak didik akan membawapidananya
sendiri, kalau tidak ada pendidik sebagai pemimpin yang mendorong
datangnyahukuman tersebut. Dengan demikian, setiap kesalahan yang dialami anak
tersebut bersifat mendidik.
Maksud tut wuri handayani adalah
sebagai pendidik hendaknya mampu menyalurkandan mengarahkan perilaku dan segala
tindakan sisiwa untuk mencapai tujuan pendidikanyang dirancang. Implikasi dari
penerapan asas ini dalam pendidikan adalah sebagai berikut :
a. Seorang pendidik diharapkan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan ide dan prakarsa yang
berkaitan dengan mata pelajaran yang diajarkan.
b. Seorang pendidik berusaha melibatkan
mental siswa yang maksimal didalam mengaktualisasikan pengalaman belajar, upaya
melibatkan siswa seperti ini yang sering dikenal dengan cara belajar siswa
aktif (CBSA).
c. Peranan pendidik hanyalah bertugas
mengarahkan siswa, sebagai fisilitator, moitivator dan pembimbing dalam rangka
mencapai tujuan belajar.d. Dalam proses belajar mengajar dilakukan secara bebas
tetapi terkendali, interaksi pendidik dan siswa mencerminkan hubungan manusiawi
serta merangsang berfikir siswa, memanfaatkan bermacam-macam sumber, kegiatan
belajar yang dilakukan siswa bervariasi, tetapi tetap dibawah bimbingan guri.
Dalam kaitan penerapan asas Tut Wuri
Handayani, dapat dikemukakan beberapa keadaan yang ditemui sekarang, yakni:
a. peserta didik mendapat kebebasan
untuk memilih pendidikan dan ketrampilan yang diminatinya di semua jenis,
jalur, dan jenjang pendidikan yang disediakan oleh pemerintah sesuai peran dan
profesinya dalam masyarakat. Peserta didik bertanggung jawab atas pendidikannya
sendiri,
b. peserta didik mendapat kebebasan
untuk memilih pendidikan kejuruan yang diminatinya agar dapat mempersiapkan
diri untuk memasuki lapangan kerja bidang tertentu yang diinginkannya
c. peserta didik memiliki kecerdasan
yang luar biasa diberikan kesempatan untuk memasuki program pendidikan dan
ketrampilan sesuai dengan gaya dan irama belajarnya,
d. peserta didik yang memiliki kelainan
atau cacat fisik atau mental memperoleh kesempatan untuk memilih pendidikan dan
ketrampilan sesuai dengan cacat yang disandang agar dapat bertumbuh menjadi
manusia yang mandiri,
e. peserta didik di daerah terpencil
mendapat kesempatan untuk memperoleh pendidikan dan ketrampilan agar dapat
berkembang menjadi manusia yang memiliki kemampuan dasar yang memadai sebagai
manusia yang mandiri, yang beragam dari potensi dibawah normal sampai jauh
diatas normal (Jurnal Pendidikan,1989)
B. Implementasi
dari Asas Belajar
Sepanjang Hayat
Asas belajar
sepanjang hayat sebenarnya sudah tertanam dalam kehidupan bermasyarakat lewat
pendidikan keagamaan dan budaya, dimana ilmu akan mempermudah jalan kita untuk
melanjutkan kehidupan.
Dewasa ini, akibat kemajuan ilmu dan
teknologi yang amat pesat, maka terjadi perubahan yang amat pesat dalam
berbagai aspek kehidupan. Akibatnya, apa yang dipelajari oleh seseorang pada
beberapa tahun yang lalu dapat menjadi tidak berarti atau tidak bermanfaat.
Sebab apa yang telah dipelajarinya sudah tidak relevan lagi dengan berbagai
masalah kehidupan yang dihadapinya. Implikasi dari kemajuan ilmu dan teknologi
yang amat pesat tersebut ialah seseorang dituntut untuk mau dan mampu belajar
sepanjang hayat. (Tim, 2008). Pendidikan
terdiri dari tiga sumber utama yaitu:
1.
Pendidikan Persekolahan
Di negara kita
dikenal adanya wajib belajar 12 tahun, dimana kita mendapat pendidikan sampai
tingkat sekolah menengah. Wajib belajar ini termasuk peran dari pemerintah
untuk mengimplementasikan assa belajar sepanjang hayat.
2.
Pendidikan luar sekolah
Orang bijak
mengatakan bahwa pengalaman merupakan pembelajaran yang paling berharga dalam
kehidupan, kita tidak akan bisa mengaplikasikan ilmu yang kita dapatkan di
dalam pendidikan sekolah tanpa adanya pengalaman nyata yang kita dapatkan di
lingkungan sekitar. Setiap saat banyak pelajaran yang kita dapatkan di
lingkungan, baik lingkungan keluarga, masyarakat maupun tempat bersosialisasi
seperti tempat kerja. Karena kita pasti sepanjang hidup kita akan bergaul dan
berbaur dengan lingkungan masyarakat, tentu juga kita pasti mendapatkan
pendidikan sepanjang hidup kita. Contoh lain tentang pendidikan luar sekolah
yaitu adanya organisasi sosial masyarakat dan sebagainya.
3.
Sumber informasi lain seperti media
social, internet, dan sebagainya
Zaman modern
saat ini tekhnologi tidak akan bisa dipisahkan dari kehidupan manusia,
kepintaran manusia menyebabkan semakin cepatnya pembaharuan-pembaharuan dalam
bidang tekhnologi yang mengakibatkan kita juga harus mampu bersaing untuk
mempelajari tekhnologi itu sendiri. Apalagi dengan mendekatnya pasar bebas,
juga akan berdampak besar bagi kita. Jika kita tidak mampu menguasai tekhnologi
maka beberapa tahun kedepan kita akan menjadi tamu di rumah kita sendiri.
Dalam kaitan asas belajar sepanjang hayat, dapat dikemukakan
beberapa keadaan yang ditemui sekarang yaitu :
a. usaha pemerintah memperluas
kesempatan belajar telah mengalami peningkatan. Terbukti dengan semakin
banyaknya peserta didik dari tahun ke tahun yang dapat ditampung baik dalam
lembaga pendidikan formal, non formal, dan informal; berbagai jenis pendidikan;
dan berbagai jenjang pendidikan dari TK sampai perguruan tinggi,
b. usaha pemerintah dalam pengadaan dan
pembinaan guru dan tenaga kependidikan pada semua jalur, jenis, dan jenjang
agar mereka dapat melaksanakan tugsnya secara proporsional. Dan pada gilirannya
dapat meningkatkan kualitas hasil pendidikan di seluruh tanah air. Pembinaan
guru dan tenaga guru dilaksanakan baik didalam negeri maupun diluar negeri
c. usaha pembaharuan kurikulum dan
pengembangan kurikulum dan isi pendidikan agar mampu memenuhi tantangan
pembangunan manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas melalui pendidikan,
d. usaha pengadaan dan pengembangan
sarana dan prasarana yang semakin meningkat: ruang belajar, perpustakaan, media
pengajaran, bengkel kerja, sarana pelatihan dan ketrampilan, sarana pendidikan
jasmani,
e. pengadaan buku ajar yang
diperuntukan bagi berbagai program pendidikan masyarakat yang bertujuan untuk:
(a) meningkatkan sumber penghasilan keluarga secara layak dan hidup
bermasyarakat secara berbudaya melalui berbagai cara belajar, (b) menunjang
tercapainya tujuan pendidikan manusia seutuhnya,
f. usaha pengadaan berbagai program
pembinaan generasi muda: kepemimpinan dan ketrampilan, kesegaran jasmani dan
daya kreasi, sikap patriotisme dan idealisme, kesadaran berbangsa dan
bernegara, kepribadian dan budi luhur,
g. usaha pengadaan berbagai program
pembinaan keolahragaan dengan memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada
anggota masyarakat untuk melakukan berbagai macam kegiatan olahraga untuk
meningkatkan kesehatan dan kebugaran serta prestasi di bidang olahraga,
h. usaha pengadaan berbagai program
peningkatan peran wanita dengan memberikan kesempatan seluas-luasnya dalam
upaya mewujudkan keluarga sehat, sejahtera dan bahagia; peningkatan ilmu
pngetahuan dan teknologi, ketrampilan serta ketahanan mental.
Sesuai dengan uraian di atas, maka secara singkat pemerintah
secara lintas sektoraltelah mengupayakan usaha-usaha untuk menjawab tantangan
asas pendidikan sepanjanghayat dengan cara pengadaan sarana dan prasarana,
kesempatan serta sumber dayamanusia yang menunjang.
C. Implementasi
dari Asas Kemandirian
Dalam Belajar
Implementasi dari asas kemandirian
dalam belajar merupakan suatu wujud manifestasi Asas Kemandirian dalam Belajar
yang bukan hanya dalam berbentuk kurikulum KTSP, namun juga dalam bentuk ko-kurikuler
dan ekstra kurikuler – sedang dalam lingkup perguruan tinggi terwujud dalam
kegiatan tatap muka dan kegiatan terstruktur dan mandiri.
2.4
Perbedaan
masing-masing asas dalam kegiatan pendidikan
a.
(Asas Tut Wuri Handayani)
Asas
Tut Wuri Handayani mempunyai prinsip pendidik memberikan kesempatan kepada
peserta didik dalam menyampaikan ide-idenya ketika dalam proses pembelajaran.
Pendidik hanya mendorong dan mempengaruhi peserta didik dari belakang, jika
peserta didik mengalami kesulitan dalam mengaplikasikan idenya, barulah
pendidik turut membantunya.
b. (Asas Belajar
Sepanjang Hayat)
Asas
ini lebih menekankan bahwa setiap manusia itu berhak mendapatkan pendidikan
yang layak dan sistematis untuk mendapatkan pengajaran, studi dan belajar kapan
pun sepanjang hidupnya (long life education). Lingkungan juga turut
mempengaruhi dalam belajar sepanjang hayat dari mulai lingkungan keluarga,
lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.
c. (Asas
kemandirian dalam belajar)
Asas ini lebih menekankan bahwa
siswa dituntut untuk aktif sendiri dalam kegiatan belajar tanpa ada bimbingan
lagi dari seorang guru. Dalam asas ini peran guru hanyalah sebagai fasitilator.
Namun namun guru selalu siap untuk ulur tangan apabila diperlukan.
Sehingga inti dari Asas-asas pendidikan yang terdiri dari
Tut wuri handayani, belajar sepanjang hayat, dan belajar mandiri adalah dalam
asas-asas tersebut terdapat perbedaan yang mencolok walaupun asas-asas tersebut
merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Dalam asas tut wuri handayani
menekankan pada peran pendidik dan anak didik dalam kegiatan belajar namun
dalam asas belajar sepanjang hayat menekankan pada peran anak didik dalam
belajar. Anak didik dalam asas belajar sepanjang hayat bukan berarti anak didik
yang selalu membutuhkan pendidik dalam belajar, melainkan semua orang yang
ingin belajar seumur hidupnya. Sedangkan asas kemandirian dalam belajar
menekankan pada proses belajar yang harus mandiri dan tidak selalu tergantung
dengan orang lain.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari uraian
materi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa asas pendidikan di indonesia yaitu
mengarah kepada tiga asas yaitu tut wuri handayani, belajar sepanjang hayat dan
kemandirian dalam belajar. Asas-asas tersebut memiliki tujuan dan prinsip yang
sama baiknya sehingga patut untuk dijadikan dasar dalam pendidikan di
Indonesia.
3.2 Saran
A. Sebaiknya
dalam dunia pendidikan berkiblat kepada salah satu asas-asas pendidikan di
indonesia;
B. Agar
pembelajaran lebih efektif asas pendidikan tidak hanya menjadi acuan tetapi
menjadi motivasi belajar.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim.2014.”Makalah Landasan dan Asas
Pendidikan”,(online)
Apriantika Dewa.2014.”Asas-asas Pendidikan asas tut wuri
handayani”,(online)
BurhanuddinAfid.2011.”konsep
belajar sepanjang hayat”.(online)
Qym. 2009. “Asas-asas
Pendidikan dan Penerapannya”. Jurnal Ilmu Pendidikan, (Online),
(http://qym7882.blogspot.com/2009/03/asas-asas-pendidikan-dan-penerapannya.html/, diakses pada
28 Februari 2012).
Widia Yuli Herni.2014.”Makalah Pengantar Pendidikan
Asas-asas”,(online)
(http://widiayuli.blogspot.co.id/2014/05/makalah-pengantar-pendidikan-asas-asas.html/, diakses pada Senin, 19 Mei 2014)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar